Kewenangan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Mengadili Perselisihan Hasil Pemilukada

Authors

  • Desak Made Widi Antari Universitas Mahendradatta

DOI:

https://doi.org/10.62383/humif.v1i4.645

Keywords:

Dispute Resolution, Sound Threshold, Constitutional law

Abstract

This research aims to describe Article 157 of Law Number 10 Year 2016 authorizes the Constitutional Court to resolve the dispute over the regional head election results quarrel before a special court of election is formed. The authority of the Constitutional Court is limited by the provisions of Article 158 of the Act. Consequently, only disputes on election results that meet the threshold of the vote that has a legal standing to be able to file a lawsuit to the Constitutional Court. The restriction in Article 158 leaves many parties with the view that the Constitutional Court fails to become an institution capable of safeguarding the Constitutional Rights of Citizens and Article 158 provides an opportunity for candidates to commit significant violations in order to maintain the threshold of the vote.

References

Abdul Rasyid Thalib. (2006). Wewenang Mahkamah Konstitusi dan Implikasinya Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Ahmad Syahrizal. (n.d.). Peradilan Konstitusi (h. 262-264).

Bachtiar. (n.d.). Problematika Implementasi (h. 108).

Bachtiar. (n.d.). Problematika Implementasi Putusan Mahkamah Konstitusi Pada Pengujian Undang-undang Te.

Elmiyana. (2017). Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi No. 60/PUU-XII/2015 Tentang Calon Perseorangan Pemilihan Kepala Daerah (Skripsi Fakultas Syariah IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, h. 65).

Hamdan Zoelva. (2008). Tinjauan konstitusi pemilihan kepala daerah. Diakses dari http://hamdanzoelva.wordpress.com/2008/03/15/tinjauan-konstitusi-pemilihan-kepala-daerah/ pada 26 Maret 2024.

Hamdan Zoelva. (2011). Peran Mahkamah Konstitusi dalam menegakkan negara hukum dan demokrasi. Dalam Bagir Manan (Ed.), Negara Hukum yang Berkeadilan: Kumpulan Pikiran dalam Rangka Purnabakti (h. 642-646). Bandung: Pusat Studi Kebijakan Negara Fakultas Hukum Unpad.

Haposan Siallagan. (2016). Penerapan prinsip hukum di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum, 18(2), 133.

Janedjri M. Gaffar. (n.d.). Kedudukan fungsi dan peranan... (h. 11).

Jimly Asshiddiqie. (2012). Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Reformasi (Cet. 2). Jakarta: Sinar Grafika.

Lihat. (2011). Panduan Teknis Beracara Dalam Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi.

M. Muslih. (2013). Negara hukum Indonesia dalam perspektif teori hukum Gustav Radbruch (Tiga Nilai Dasar Hukum). Jurnal Ilmu Hukum, 4(1), 134.

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. (n.d.). Rekapitulasi Perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Daerah. Diakses dari https://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.RekapPHPUD pada 24 Maret 2024.

Nanang Sri Darmadi. (2011). Kedudukan dan kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam sistem hukum ketatanegaraan Indonesia. Jurnal Hukum, 26(2), 670-671.

Ni’matul Huda. (2008). UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Peter Mahmud Marzuki dalam Depri Liber Sonata. (2014). Metode penelitian hukum normatif dan empiris: Karakteristik khas dari metode meneliti hukum. Jurnal Ilmu Hukum, 8(1), 25.

Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Nomor 10 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Lembaran Negara Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4836.

Republik Indonesia. (2008). Undang-Undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Lembaran Negara Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Nomor 492.

Satjipto Raharjo dalam Annisa Justisia Tirtakoesoemah dan Muhammad Rusli Arafat. (2019). Penerapan teori perlindungan hukum terhadap hak cipta atas penyiaran. Jurnal Pacta Sunt Servanda, 18(1), 4.

Soerjono Soekanto dalam Aldian Nur Pandya Agustina. (2023). Perlindungan hukum pada pengguna terhadap perjanjian pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi. Jurnal Pacta Sunt Servanda, 4(1), 125-126.

Topo Santoso, dkk. (2006). Penegakkan Hukum Pemilu: Praktik Pemilu 2004, Kajian Pemilu 2009-2014. Jakarta: Perludem.

Published

2024-08-05

How to Cite

Desak Made Widi Antari. (2024). Kewenangan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Mengadili Perselisihan Hasil Pemilukada. Hukum Inovatif : Jurnal Ilmu Hukum Sosial Dan Humaniora, 1(4), 147–165. https://doi.org/10.62383/humif.v1i4.645

Similar Articles

1 2 3 4 5 6 7 8 9 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.