Analisis Yuridis Penetapan Alasan Pembelaan Terpaksa Berdasarkan Surat Tap-209/M.6.10/Eoh.1/12/2023

Di Kejaksaan Negeri Serang

Authors

  • Fikri Dwi Fadillah Universitas Bina Bangsa
  • Iron Fajrul Aslami Universitas Bina Bangsa
  • Safiulloh Safiulloh Universitas Bina Bangsa

DOI:

https://doi.org/10.62383/humif.v1i4.786

Keywords:

forced defense, excuse reasons, prosecutor's consideration

Abstract

In the case of a man who killed a goat thief in Serang, Banten, namely the case of Muhyani (58), the prosecutor issued a Letter of Decision to Terminate Prosecution with the Number Tap-209/M.6.10/Eoh.1/12/2023, in which there was an identification of the problem of society still not understanding the Criminal Code regulations regarding the Reasons for Forgiveness in the elimination of criminal acts, so this research aims to 1. Understand the legal perspective on forced defense according to Article 49 paragraph 1 of the Criminal Code, 2. Know the resolution in a case of forced defense (Noodweer) then in the research, namely 1) How is the study of the form of reasons for forgiveness in criminal law in Indonesia?, 2) What are the considerations in determining the existence of reasons for forgiveness in the case of letter Tap-209/M.6.10/Eoh.1/12/2023 in the prosecutor's office and police investigation. In this thesis, the normative legal research method is used through the approach of legislation, cases, and conceptual approaches. then connected with related laws, then analyzed using legal theory, and conducting interviews. Article 49 paragraph (1) of the Criminal Code stipulates that, "No person shall be punished if he carries out an act of forced self-defense for himself or another person, his moral honor or his or another person's property, because there is an attack or threat of an attack which is very close at that time, which is prohibited by law." From the results of the study, the following conclusions were drawn: 1). Reasons for forgiveness fall within the scope of criminal abolition, and in general, criminal abolition is divided into two, namely reasons for forgiveness and reasons for justification. 2). In the case of Muhyani, a goat farmer who killed a thief, the Serang District Attorney's Office determined that the case was declared as a forced defense of his other assets as referred to in Article 49 paragraph 1 of the Criminal Code.

References

WirjonoProdjodikoro,1986,Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Cetakan Keempat,Eresco,Bandung,hlm.1

Mustafa Abdullah & Ruben Ahmad, 1993, Intisari Hukum Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm.9

Jan Remmelink, Hukum Pidana Komentar atas Pasal Terpenting dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Belanda dan Padanannya dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2003, hlm.1.

Moeljatno, 1983, Azaz-Azas Hukum Pidana, Armico, Bandung, hlm.12

Hyronimus Rhiti. Filsafat Hukum. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2011, hal. 241.

Hyronimus Rhiti. Filsafat Hukum. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2011, hal. 246-247 dan Karen Leback. Penerjemah Yudi Santoso. Teori-Teori Keadilan. Cetakan ke-6, Bandung: Nusa Media, 2018, hal. 57

Karen Leback. Penerjemah Yudi Santoso. Teori-Teori Keadilan. Cetakan ke-6, Bandung: Nusa Media, 2018, hal. 53

Wicipto Setiadi. Penegakan Hukum: Kontribusi bagi Pendidikan Hukum dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Majalan Hukum Nasional, Vo. 48 No. 2 Tahun 2018, hal.4

Made Subawa,“Pemikiran Filsafat Hukum Dalam Membentuk Hukum”, Sarathi : Kajian Teori Dan Masalah Sosial Politik, Asosiasi Ilmu Politik Indonesia Denpasar, Vol. 14 (3), 2007, hlm. 244-245

Teguh Prassetyo, Hukum Pidana,2019,Pt Raja Grafindo Persada, hlm.126

Ishaq,Hukum Pidana,2020,Pt Rajagrafindo Persada, hlm.111

Syafaat, J. D., & Muchamad Iksan, S. H., Pembelaan Terpaksa (Noodweer) dalam Perspektif Hukum Pidana, HAM & Hukum Islam (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta), Tahun 2022. Hlm.

Lamintang, P.A.F, Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia, Jakarta Timur; Sinar Grafika, 2014, Hlm. 243

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003). Hal .38

Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Sinar Harapan, Jakarta, 1983, hal. 32

Pasal 49 Ayat 1

Pasal 49 Ayat 2

Wenlly Dumgair,2016,Pembelaan Terpaksa (Noodweer) Dan Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas (Noodweer Axces) Sebagai Alasan Penghapus Pidana, Vol. 5 No. 5 (2016): Lex Crimen, Url Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Lexcrimen/Article/View/13303, Diakses Pada 5 Juni 2024

Cahyani, D, A, A, A,.D., Dewi, A, A, S, L., Widyantara, I, M, M.(2019). Analisis Pembuktian Alasan Pembelaan Terpaksa Yang Melampaui Batas Dalam Tindak Pidana Yang Menyebabkan Kematian. Analogi Hukum. 1 (2). 148-152. Doi:Https://Doi.Org/10.22225/Ah.1.2.1742.148-152, Diakses Pada 12 Juni 2024

Abdul Aziz, Penghentian Penyidikan Tindak Pidana Pembunuhan Dalam Kaitan Dengan Pembelaan Terpaksa, Volume 4 Nomor 2, April 2024: H. 122 - 139 E-Issn: 2775-9407, Doi: Https://10.30598/Bacarita.V4i2.11990, Diakses Dari 22 Juni 2023

Lahe Regina Patricia, Pembuktian Noodweer (Pembelaan Terpaksa) Dalam Tindak Pidana Pembunuhan Menurut Pasal 49 Ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Lex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017, Https://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Lexprivatum/Article/View/15856, Diakses Dari 10 Juli 2023

Badan Pusat Statistik, Statistik Kriminal 2023. https://www.bps.go.id/id/publication/2023/12/12/5edba2b0fe5429a0f232c736/statistik-kriminal-2023.html, Diakses Pada 15 Juni 2024

Shora Syafhira Ghassani, Kronologi peternak kambing di Banten lawan maling pakai gunting kecil, tak bermaksud membunuh, https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-017496997/kronologi-peternak-kambing-di-banten-lawan-maling-pakai-gunting-kecil-tak-bermaksud-membunuh?page=all , Diakses dari 05 Juni 2024

Laudiya Tysara,Contoh manfaat Penelitian Teoritis dan praktis, https://www.liputan6.com/hot/read/4919147/contoh-manfaat-penelitian-teoritis-dan-praktis-simak-penjelasannya, Diakses Pada 5 Juni 2024

Alisa Q, Teori Keadilan Menurut para filsuf, https://www.gramedia.com/literasi/teori-keadilan/, Diakses 14 Juni 2024

Alia Yassinta Echa Putri, Penegakan hukum di Indonesia: pengertian, Fungsi Daan contoh Lembaganya, https://news.detik.com/berita/d-6899076/penegakan-hukum-di-indonesia-pengertian-fungsi-dan-contoh-lembaganya, Diakses pada 15 Juni 2024

Penulis Kumparan, 5 Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia, https://kumparan.com/berita-terkini/5-dasar-hukum-perlindungan-dan-penegakan-hukum-di-indonesia-20prWBkEC2Y/full, Diakses pada 15 juni 2024

Perbedaan alasan pembenar dan alasan pemaaf dalam hukum pidana, https://silo-lawyer.com/artikel/18#:~:text=a.,itu%20(Pasal%2044%20KUHP), Diakses dari 24 Juni 2024

Dian Dwi Jayanti, Apakah Orang Gila Bisa Dipidana, https://www.hukumonline.com/klinik/a/apakah-orang-gila-bisa-dipidana-lt515e437b33751/, Diakses Dari 24 Juni 2024

Sejarah Kejaksaan, https://kejari-serang.kejaksaan.go.id/pages/sejarah, Diakses dari 11 Juli 2024

Rahmat Ibnu Wibowo, Pembelaan Terpaksa (Noodeer) Apakah Bisa Dipidana ?, https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-palopo/baca-artikel/15466/Pembelaan-Terpaksa-Noodweer-Apakah-Bisa-Dipidana.html#:~:text=Pasal49%20ayat%20(1)%20KUHP%20menyebutkan,orang%20lain%2C%20tidak%20dipidana%E2%80%9D, 29 September 2022, Diakses Dari 05 Juli

Published

2024-09-11

How to Cite

Fikri Dwi Fadillah, Iron Fajrul Aslami, & Safiulloh Safiulloh. (2024). Analisis Yuridis Penetapan Alasan Pembelaan Terpaksa Berdasarkan Surat Tap-209/M.6.10/Eoh.1/12/2023: Di Kejaksaan Negeri Serang. Hukum Inovatif : Jurnal Ilmu Hukum Sosial Dan Humaniora, 1(4), 228–243. https://doi.org/10.62383/humif.v1i4.786