Urgensi Pembentukan Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Agraria dalam Upaya Optimalisasi Penyelesaian Konflik

Sigit Pratama Maulu; Fence M. Wantu; Zamroni Abdussamad

doi:10.62383/progres.v2i1.1326

Authors

Sigit Pratama Maulu Universitas Negeri Gorontalo
Fence M. Wantu Universitas Negeri Gorontalo
Zamroni Abdussamad Universitas Negeri Gorontalo

DOI:

https://doi.org/10.62383/progres.v2i1.1326

Keywords:

Urgency of Establishment, Alternative Dispute Resolution Institution, Legal System

Abstract

This study aims to analyze the urgency of establishing an alternative institution for resolving agrarian disputes in the legal system in Indonesia. Land itself functions as a social asset and a capital asset. The role of land as a social asset is interpreted as a tool to strengthen social unity in people's lives, while capital assets are interpreted as land being an essential factor for development. The interest of every person to be able to own and control land for the benefit of life is the most basic thing why there must be serious efforts in handling agrarian conflicts in Indonesia. This study identifies two main issues, namely first, what is the urgency of establishing an alternative institution for resolving agrarian disputes in an effort to optimize conflict resolution, and second, what form of alternative dispute resolution is used in an alternative institution for resolving disputes in the agrarian sector. The research method used is normative research using a statutory approach, relying on statutory regulations as the main basis for conducting analysis and producing new concepts in handling conflicts. The results of this study indicate that although in practice there are already institutions that have the authority to resolve. However, in its implementation, there are still various obstacles, both in terms of procedural and implementation in the field. This is what then encourages the presence of a new legal system ecosystem for more concrete conflict handling in the agrarian sector.

References

Agraria, K. P. (2024). Konflik Agraria di Indonesia Tertinggi dari Enam Negara Asia.

Bari, M. (2023). EKSISTENSI PENGADILAN KHUSUS PERTANAHAN GUNA MEWUJUDKAN PENGARUSUTAMAAN LAND RIGHTS SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA. LITRA: Jurnal Hukum Lingkungan, Tata Ruang, Dan Agraria, 3(1), 37–55.

Bilaldzy, A., & Ariani, R. S. (2022). Tinjauan Kritis Urgensi Pembentukan Pengadilan Agraria: Upaya Menangani Inefektivitas Penyelesaian Konflik Agraria pada Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Umum. Jurnal Hukum Lex Generalis, 3(9), 688–711.

Dani, S. (2023). EFEKTIVITAS PENYELESAIAN SENGKETA PERTANAHAN MELALUI MEKANISME ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA. Undaris.

Hasbi, H. (2020). Alternatif Penyelesaian Sengketa Pertanahan Melalui Proses Mediasi di Badan Pertanahan Kota Makassar. Pleno Jure, 9(1), 36–46.

Hutomo, P., & Soge, M. M. (2021). Perspektif Teori Sistem Hukum Dalam Pembaharuan Pengaturan Sistem Pemasyarakatan Militer. Legacy: Jurnal Hukum Dan Perundang-Undangan, 1(1), 46–68.

Imran, S. Y., Abdussamad, Z., Muhtar, M. H., Bakung, D. A., Wantu, F. M., & Mandjo, J. T. (2022). Pengenalan dan pelatihan mediasi sebagai upaya menyelesaikan perselisihan di masyarakat. Jurnal Pengabdian Mandiri, 1(3), 541–552.

Nur, A. W., Mustafa, D. W., Fradama, M. A., Said, A., Febrianti, R., Halisa, A. N., & Iswan, A. M. (2024). Sosialisasi Penyelesaian Sengketa Tanah Melalui Litigasi dan Non Litigasi di Desa Patila. Compile Journal of Society Service, 2(1), 39–46.

Peranginangin, W. S., & Marpaung, D. S. H. (2022). Penyelesaian Sengketa Tanah Yang Belum Bersertifikat Melalui Mediasi Oleh Badan Pertanahan Nasional. Widya Yuridika, 5(1), 191–202.

Rachim, K. V., Taniady, V., & Saputra, R. D. (2022). Rekonseptualisasi Pembentukan Pengadilan Agraria di Indonesia: Upaya Perlindungan Hak Warga Negara Atas Tanah. Jurnal Studia Legalia, 3(02), 44–63.

Sandika, F. L., Chandra, T. Y., & Kencanawati, E. (2023). Peran Badan Pertanahan Nasional dalam Penyelesaian Sengketa Tumpang Tindih Pertanahan Melalui Mediasi. Blantika: Multidisciplinary Journal, 1(3), 119–129.

Saranani, A. M. (2022). Tinjauan Hukum Tentang Pembuktian Sertifikat Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah. SIBATIK JOURNAL: Jurnal Ilmiah Bidang Sosial, Ekonomi, Budaya, Teknologi, Dan Pendidikan, 1(3), 173–184.

Sukmawati, P. D. (2022). Hukum Agraria Dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Sui Generis, 2(2), 89–102.

Suleman, M. N. S., Thalib, M. C., & Mandjo, J. T. (2023). Perlindungan Hukum Hak Atas Tanah Adat Akibat Pemekaran Wilayah (Studi Penelitian Di Provinsi Gorontalo Khususnya Kabupaten Bone Bolango). Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora Dan Seni, 1(3), 453–459.

Suyatno, S. S. (2023). Kelemahan Teori Sistem Hukum Menurut Lawrence M. Friedman Dalam Hukum Indonesia. IUS FACTI: Jurnal Berkala Fakultas Hukum Universitas Bung Karno, 2(1 Juni), 197–205.

Trisno, N. B., & Adjie, H. (2025). Urgensi Pembaharuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. Al Qodiri: Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Keagamaan, 22(3), 319–327.

Wantu, F. M. (2013). Kendala Hakim Dalam Menciptakan Kepastian Hukum, Keadilan, Dan Kemanfaatan Di Peradilan Perdata. Mimbar Hukum-Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 25(2), 205–218.

Wantu, F. M., Bakung, D. A., & Muhtar, M. H. (2024). Urgensi pembentukan Perdes tentang penataan tanah sempadan pantai di pesisir Teluk Tomini dalam pengelolaan dan penggunaan serta kepemilikannya. MAJU: Indonesian Journal of Community Empowerment, 1(4), 241–249.

Wantu, F., Muhtar, M. H., Putri, V. S., Thalib, M. C., & Junus, N. (2023). Eksistensi Mediasi Sebagai Salah Satu Bentuk Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Pasca Berlakunya Undang-Undang Cipta Kerja. Bina Hukum Lingkungan, 7(2), 267–289.

Widyanti, S., Pasaribu, D. N. F., Nasution, F. M., Nasution, A. D., Darlian, M. I., & Siregar, H. (2024). Arbitrase Solusi Alternatif Dalam Penyelesaian Sengketa. Jurnal Cendikia ISNU SU, 1(2), 132–138.

Wirawan, V., Sidokarto, J., & Godean, S. (2021). Rekonstruksi politik hukum penyelesaian sengketa tanah dan konflik tanah di Indonesia. Jurnal Hukum Progresif, 9(1), 1–15.