Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif Teori Kepastian Hukum

Authors

  • Bishmo Tegar Woro Anjati Arya Wirarajasena Universitas Islam Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.62383/progres.v2i1.1308

Keywords:

Marriage, Religious Differences, Theory of Legal Certainty

Abstract

Marriage certainly has legal consequences, and if the religion is different, various problems will certainly arise. These problems affect the relationship between husband and wife and their children if they have children. In terms of juridical legal regulations regarding interfaith marriages, formally and legally, have not been clearly and firmly regulated in Law No. 1 of 1974 concerning Marriage, Article 2 paragraph 1 of the Marriage Law only states that the validity of a marriage must be carried out according to the laws of each religion and its beliefs. Legal certainty in regulating interfaith marriages in Indonesia still does not have normative legal certainty in legal texts related to marriage. This has clearly given rise to multiple interpretations of the law on interfaith marriages, whereas the unity of meaning in the legal text in a Law is absolute, there should be no double meaning in the legal text or Law, because legal certainty refers to the implementation of clear, permanent, consistent and consequential laws whose implementation cannot be influenced by subjective circumstances.

References

Asmin. (1986). Status perkawinan antar agama ditinjau dari Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974. Dian Rakyat.

Bahri, S. (2022). Analisis penetapan pengadilan terhadap permohonan izin perkawinan beda agama. Proceeding IAIN Batusangkar, 1(1), 722–727.

Beridiansyah, B. (2023). Perkawinan beda agama ditinjau dari aspek yuridis hukum perkawinan di Indonesia. Wajah Hukum, 7(1), 206–214.

Cahaya, N. (2018). Perkawinan beda agama dalam perspektif hukum Islam. Jurnal Hukum Islam, 18(2), 141–156.

Çiğdem, R. (2015). Interfaith marriage in comparative perspective. Acta Orientalia Academiae Scientiarum Hungaricae, 68(1), 59–86.

Dahwal, S. (n.d.). Hukum perkawinan beda agama dalam teori dan praktiknya di Indonesia. Mandar Maju.

Djaja, S. M. (2008). Himpunan peraturan perundang-undangan tentang perkawinan. Nuansa Aulia.

Islam, M. Z. (2014). Interfaith marriage in Islam and present situation. Global Journal of Politics and Law Research, 2(1), 36–47.

Karim, H. M. (2017). Keabsahan perkawinan beda agama di Indonesia dalam perspektif cita hukum Pancasila. ADIL: Jurnal Hukum, 8(2), 185–209.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Kompilasi Hukum Islam.

Makalew, J. M. (2013). Akibat hukum perkawinan beda agama di Indonesia. Lex Privatum, 1(2).

Markus, E. J., Wijayati, R. A., & Pandiangan, L. E. A. M. (2023). Analisis pelaksanaan perkawinan beda agama di Indonesia. Jurnal Hukum To-Ra: Hukum Untuk Mengatur dan Melindungi Masyarakat, 9(1), 24–37.

Nuris, A. (2014). Menggagas kepastian hukum perkawinan beda agama di Indonesia. Journal Syari’ah STAIN Jember, 6(1), 74–75.

Palandi, A. C. (2013). Analisa yuridis perkawinan beda agama di Indonesia. Lex Privatum, 1(2).

Prayogo, R. T. (2016). Penerapan asas kepastian hukum dalam Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 tentang hak uji materiil dan dalam Peraturan Mahkamah Konstitusi Nomor 06/PMK/2005 tentang pedoman beracara dalam pengujian undang-undang. Jurnal Legislasi Indonesia, 13(2), 194.

Putra, I. G. K. A. P., et al. (2023). Perkawinan berbeda agama di Indonesia. Jurnal Indragiri Penelitian Multidisiplin, 3(2), 63–72.

Rachman, H. M. A., Thalib, P., & Muhtar, S. (2020). Hukum perkawinan Indonesia (Dalam perspektif hukum perdata, hukum Islam, dan hukum administrasi). Prenadamedia Group.

Santoso, S. (2016). Hakekat perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan, hukum Islam, dan hukum adat. Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, 7(2), 412–434.

Subekti, T. (2010). Sahnya perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan ditinjau dari hukum perjanjian. Jurnal Dinamika Hukum, 10(3), 329–338.

Subekti, T. (2010). Sahnya perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan ditinjau dari hukum perjanjian. Jurnal Dinamika Hukum, 10(3), 7.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 atas perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perkawinan.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

Usman, R. (n.d.). Makna pencatatan perkawinan dalam peraturan perundang-undangan perkawinan di Indonesia. Jurnal Legislasi Indonesia, 14(3).

Downloads

Published

2025-02-04

How to Cite

Bishmo Tegar Woro Anjati Arya Wirarajasena. (2025). Perkawinan Beda Agama dalam Perspektif Teori Kepastian Hukum. Politika Progresif : Jurnal Hukum, Politik Dan Humaniora, 2(1), 53–66. https://doi.org/10.62383/progres.v2i1.1308